HEBOH! HABITAT KOMODO YANG RENCANANYA DIJADIKAN PROYEK “JURASSIC PARK”

HEBOH! HABITAT KOMODO YANG RENCANANYA DIJADIKAN PROYEK “JURASSIC PARK”

Sedang sangat heboh dibicarakan, tentang proyek “Jurassic Park” yang rencananya akan dibangun di Pulau Rinca. Yang menjadi kekhawatiran adalah pualu tersebut merupakan tempat tinggal dari komodo. Bila terjadi pembangunan disana, habitat dari komodo itu sendiri ditakutkan akan terganggu dan  memberikan bahaya kepada komodo yang berada di sana. Kehebohan ini semakin meluap ketika tersebarnya postingan di social media, di dalam foto tersebut terdapat komodo yang sedang berpapasan dengan truk. Membuat opini dari netizen yang melihatnya, bahwa komodo sedang melakukan penolakan terhadap pembangunan yang sedang dilakukan di habitatnya itu.

Dr. Evy Arida selaku peneliti herpetofauna LIPI yang mengutarakan, jika tempat asal dari komodo yang berada di Pulau Rinca tersebut berbeda dengan tempat komodo yang berada di pulau lainnya. Karena sudah biasa bersama dengan lingkungan manusia, sehingga ini bukan menjadi hal yang akan membahayakan habitat dari komodo itu sendiri.

“Sejak beberapa generasi, dari zaman neneknya nenek mungkin ya, puluhan tahun lalu manusia sudah masuk dan beranak pinak di Pulau Rinca, jadi sudah sejak saat itu, habitat komodo di sana berinteraksi dan hidup berdampingan dengan manusia,” * Ucap Dr. Evy.

Jadi, foto yang beredar di social media, yang dimana komodo seperti sedang menghampiri truk tersebut. Artinya dia hanya ingin melihat, situasi apa yang sedang terjadi saat ini. Bukan karena merasa dirinya sedang berada di dalam bahaya dan sedang melakukan penolakan.

“ Komodo di Pulau Rinca itu sering tiba-tiba ada di depan café atau komodo yang berukuran lebih kecil ada di café. Selama tidak diganggu ya mereka diam saja. Begitu juga saat di depan truk, kemungkinan komodo sedang mencari tahu hal baru di sekitarnya,” * tambah Dr. Evy.

Mengapa bisa tahu bahwa komodo disini hanya mencari tentang apa sebetulnya yang sedang terjadi?  Bisa terbaca dari gerak lidahnya yang dijulurkan keluar. Ini memiliki arti bahwa komodo sedang merasakan bahwa apa yang sedang terjadi ini, akan memberikan dampak yang buruk atau memberikannya sebuah ancaman atau tidak. Sehingga sikap yang dilakukan oleh komodo yang menghampiri truk tersebut, hanya untuk mencari tahu tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Rencana dari pembangunan tempat wisata ini, menurut Dr. Evi sudah menjadi jalan yang memang harusnya dilakukan. Renovasi tempat yang berada di Pulau Rinca sudah seharusnya dilakukan, karena dampak yang akan diberikan tentunya untuk kepentingan bersama mau itu manusia atau pun hewan yang hidup didalamnya.

Pendapatnya ini didukung dengan fakta dari pekerjaan yang dimiliki oleh para masyarakat yang tinggal di Pulau Rinca. Mayoritas penduduknya itu bekerja sebagai nelayan, bertani, juga berburu, yang di mana mereka mengandalkan alam sebagai tempatnya untuk mencari uang. Bisa dibilang bahwa masyarakat di pulau ini memiliki tingkat kekayaan dibawah rata – rata.

Jadi rencana dari pembangunan ini bisa memberikan dampak positif untuk masyarakatnya, dalam segi pekerjaan. Menciptakan lapangan kerja yang baru, sehingga Pulau Rinca dapat lebih terekspos dan wisatawan bisa banyak yang mengunjungi. Begitupun untuk komodonya, bisa terjaga dan mendapatkan perlindungan yang lebih baik. Sehingga tidak akan meresahkan warga ketika komodo masuk kedalam perkampungan.

“Pagar pembatas antara area komodo dan perkampungan juga perlu diperbaiki ya, karena masih terjadi saat penduduk desa menjemur ikan, komodo datang atau kambing peliharaan dimakan komodo. Khawatirnya nanti salah terkam anak kecil,” * tutur Dr. Evy.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *